Cerita Pendek

Cerpen: Kode yang Tak Pernah Selesai

TUKANG KETIK
Agustus 26, 2024
0 Komentar
Beranda
Cerita Pendek
Cerpen: Kode yang Tak Pernah Selesai

Konflik Awal

Di ruang kantor yang teratur dan bersih, Albert, seorang programmer freelance yang dikenal dengan keahliannya, duduk di depan monitor komputernya. Cahayanya mengiluminasi wajahnya yang serius, menggambarkan konsentrasi yang mendalam pada layar penuh dengan baris-baris kode. Jam di dinding menunjukkan pukul dua pagi, tetapi Albert tidak mempedulikannya. Dia sedang terjebak dalam sebuah proyek yang menyerap semua energinya.

Albert baru saja menerima email dari klien terbarunya, Agnes, seorang pengusaha yang sangat ambisius dengan proyek aplikasi manajemen inventaris yang harus selesai dalam waktu singkat. Kontraknya menjanjikan imbalan yang lumayan, tetapi juga membawa tekanan yang tinggi.

“Albert, saya perlu aplikasi ini bisa melacak inventaris dan membuat laporan otomatis setiap minggu,” tulis Agnes dalam emailnya. “Saya ingin semuanya selesai dalam dua minggu. Ada beberapa fitur tambahan yang saya inginkan, dan tolong pastikan semuanya bisa diakses melalui ponsel.”

Albert menyetujui proyek tersebut, meskipun dia merasa tenggat waktu yang diberikan sangat ketat. Selama minggu-minggu berikutnya, dia menghabiskan sebagian besar waktunya bekerja lembur untuk memenuhi permintaan Agnes. Masalah pertama muncul ketika Agnes meminta perubahan mendadak yang tidak tercakup dalam spesifikasi awal.

“Albert, saya ingin menambahkan fitur pencarian berdasarkan kategori dan tanggal. Harus bisa diakses secara offline juga,” tulis Agnes dalam emailnya, mengirimkannya pada pukul sebelas malam. Albert memutuskan untuk menyelesaikan perubahan tersebut meskipun itu memerlukan lebih banyak waktu dan usaha.

Ketegangan Memuncak

Hari-hari berlalu dan Albert semakin tertekan. Dia bekerja keras, mengoptimalkan kode, memperbaiki bug, dan memastikan aplikasi berjalan dengan baik. Namun, meskipun dia berusaha keras, Agnes terus mengirimkan permintaan tambahan yang mengubah ruang lingkup proyek secara signifikan.

“Albert, ada satu lagi hal yang perlu ditambahkan. Fitur untuk mencetak laporan harus dapat disesuaikan dengan template yang bisa dipilih pengguna,” tulis Agnes. Albert merasa frustrasi. Permintaan-permintaan ini bukan hanya menambah beban kerjanya, tetapi juga mengganggu jadwal yang telah disusun sebelumnya.

Albert memutuskan untuk menghubungi Agnes untuk membahas masalah ini. Dia mengatur pertemuan video untuk membicarakan detail lebih lanjut. “Agnes, saya menghargai semua umpan balik Anda, tetapi beberapa permintaan ini mengubah ruang lingkup proyek yang telah kita sepakati. Kita perlu membicarakan ini lebih lanjut agar saya bisa memberikan estimasi waktu yang lebih realistis.”

Agnes di ujung lain panggilan tampak tenang namun tegas. “Albert, saya hanya ingin aplikasi yang benar-benar memenuhi kebutuhan bisnis saya. Jika Anda merasa permintaan ini terlalu berat, mungkin kita bisa mempertimbangkan perpanjangan tenggat waktu.”

Albert merasa frustasi. “Tenggat waktu yang ketat sudah disepakati, dan setiap perubahan besar mempengaruhi jadwal. Jika kita tidak memiliki batas waktu yang jelas, proyek ini akan terus-menerus berkembang tanpa akhir.”

Titik Balik

Dalam pertemuan berikutnya, Agnes mengakui bahwa dia mungkin telah meminta terlalu banyak perubahan. Namun, dia juga merasa bahwa fitur-fitur tambahan ini sangat penting untuk keberhasilan aplikasi.

“Mungkin kita bisa mencari solusi di tengah-tengah,” saran Agnes. “Apa yang bisa dilakukan dengan perubahan yang ada dalam waktu yang tersisa?”

Albert merasa lega mendengar tawaran tersebut. Mereka akhirnya menyepakati beberapa fitur tambahan yang akan diselesaikan, sementara yang lainnya ditunda untuk versi berikutnya. Mereka juga menambahkan biaya tambahan untuk perubahan besar di luar ruang lingkup awal.

Dengan penyesuaian tersebut, Albert dan Agnes melanjutkan kerja mereka. Albert mulai merasakan kemajuan yang nyata dan merasa lebih terorganisir. Ia juga mendapatkan pengalaman berharga tentang pentingnya menetapkan batasan yang jelas dalam setiap proyek.

Keberhasilan Akhir

Dua minggu kemudian, aplikasi siap untuk diluncurkan. Albert merasa bangga dengan hasil akhirnya meskipun ada beberapa tantangan. Agnes terlihat puas dengan aplikasi tersebut dan mengakui usaha Albert dalam menangani permintaan-permintaan tambahan.

“Aplikasi ini benar-benar memenuhi kebutuhan bisnis saya,” kata Agnes. “Terima kasih atas kesabaran dan kerja keras Anda, Albert.”

Albert merasa lega dan senang. Meskipun proyek ini memerlukan lebih banyak waktu dan usaha dari yang dia harapkan, dia merasa bahwa hasil akhirnya layak. Keduanya sepakat untuk menilai proyek ini sebagai pengalaman belajar dan berjanji untuk bekerja lebih baik dalam proyek berikutnya.

Epilog

Beberapa bulan setelah proyek selesai, Albert menerima email dari Agnes yang mengabarkan bahwa aplikasi telah membantu bisnisnya berkembang dengan pesat. Dia juga menawarkan untuk merekomendasikan Albert kepada beberapa kolega yang membutuhkan layanan pengembangan perangkat lunak.

Albert merasa bangga dengan pencapaiannya dan bersyukur atas pengalaman tersebut. Dia menyadari bahwa meskipun ada ketegangan dalam setiap proyek, komunikasi yang baik dan pemahaman bersama dapat mengubah tantangan menjadi peluang.

Dengan senyum di wajahnya, Albert memulai proyek baru dengan semangat yang diperbarui, siap menghadapi tantangan berikutnya dengan pengalaman dan kebijaksanaan yang telah dia peroleh.

Cerpen ini menggambarkan dinamika antara programmer dan klien, menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas, pengelolaan ekspektasi, dan fleksibilitas dalam setiap proyek.

Baca Juga Cerita Pendek Lainnya: Cerita Pendek

Penulis blog

TUKANG KETIK
TUKANG KETIK
Programming is 10% writing code, and 90% understanding why it's not working. Coding is trial & error.

Tidak ada komentar

Tolong Ketikannya di jaga dan gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih
Atau Boleh request juga artikel apa yang ingin saya bahas ditulisan saya (tapi ini kalau saya bisa dan waktunya ada) maklum saya juga kerja.