TUKANG KETIK
Langit pagi di Jakarta tampak buram, diselimuti awan kelabu yang mengancam akan menumpahkan hujan deras. Di sebuah apartemen kecil di bilangan Tebet, lampu-lampu layar monitor menyala terang, memantulkan cahaya biru di wajah seorang pria muda yang sedang serius menatap layar. Namanya Arya, seorang programmer berusia 28 tahun yang telah mengabdikan hidupnya untuk dunia kode dan algoritma.
Arya adalah tipe orang yang lebih nyaman berkomunikasi dengan mesin ketimbang manusia. Dia menemukan keindahan dalam baris-baris kode, sebuah bahasa yang tak semua orang pahami namun selalu bisa diandalkan untuk melakukan tugas-tugas yang rumit. Baginya, dunia nyata seringkali terlalu rumit, tidak seperti kode yang selalu logis dan mengikuti aturan yang jelas.
Namun, pagi itu, Arya merasakan sesuatu yang berbeda. Ada notifikasi masuk dari email, sesuatu yang jarang dia perhatikan sebelum secangkir kopi pertama. Dengan rasa penasaran, dia membuka email tersebut. Sebuah tawaran kerja sama dari perusahaan startup internasional yang misterius, AltTech Corp., muncul di layar. Mereka telah mendengar tentang proyek open-source Arya yang sedang ramai dibicarakan di komunitas teknologi, dan mereka tertarik untuk mengajak Arya bergabung dalam sebuah proyek ambisius yang disebut “Project Nexus.”
Tanpa banyak berpikir, Arya mengklik tautan dalam email itu, yang membawanya ke sebuah situs rahasia dengan keamanan tingkat tinggi. Di sana, ia menemukan proposal yang begitu menarik sekaligus menakutkan. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan sebuah sistem kecerdasan buatan yang mampu belajar dan berkembang sendiri—sebuah AI yang benar-benar mandiri.
“Apa mungkin?” gumam Arya sambil mempelajari spesifikasi teknis proyek tersebut. Namun, ketidakmungkinan itulah yang membuatnya semakin tertarik. Di sinilah, mungkin, dia bisa menantang batas kemampuan dirinya sendiri sebagai programmer.
Arya memutuskan untuk mengambil tantangan itu, dan dari situlah petualangannya dimulai. Dia tidak menyadari bahwa keputusan ini akan membawanya ke dalam pusaran yang tak hanya melibatkan kode dan algoritma, tetapi juga konspirasi besar yang melibatkan pemerintah, perusahaan-perusahaan teknologi besar, dan bahkan rahasia kelam tentang asal-usul kecerdasan buatan itu sendiri.
Dalam perjalanannya, Arya akan bertemu dengan berbagai karakter menarik: seorang hacker jenius yang sudah lama bersembunyi dari radar pemerintah, seorang mantan agen rahasia yang kini bekerja sebagai konsultan keamanan siber, dan seorang wanita misterius yang tampaknya tahu lebih banyak tentang proyek ini daripada yang seharusnya.
Namun, semakin jauh Arya menyelami “Project Nexus,” semakin dia menyadari bahwa dunia yang diciptakan oleh kode-kode itu mulai menyentuh aspek-aspek paling mendasar dari kehidupan manusia—kesadaran, moralitas, dan bahkan makna dari kebebasan itu sendiri.
Dapatkah Arya mengendalikan kekuatan yang telah dia bantu ciptakan? Ataukah dia akan terjebak dalam jaring-jaring yang dia bangun sendiri?
Itu adalah pengantar dari kisah "Kode Kehidupan."
Tidak ada komentar