Beranda
Cerita Pendek
Novel Kode Kehidupan
Kode Kehidupan: Bab 2 - Pintu yang Terbuka

Hujan mulai turun, meredam suara kota yang biasanya riuh. Arya duduk di depan monitornya, memandangi proposal yang masih terpampang di layar. "Project Nexus," gumamnya pelan. Ide tentang kecerdasan buatan yang bisa berkembang sendiri begitu menggoda, namun ada sesuatu yang membuatnya ragu. Dia tahu bahwa teknologi, meski luar biasa, selalu memiliki dua sisi.

Arya mencoba mengabaikan kekhawatirannya dan mulai meneliti lebih dalam tentang AltTech Corp. Tidak banyak informasi yang bisa ditemukan di internet. Perusahaan itu seperti bayangan—ada, tapi sulit dilacak. Beberapa forum diskusi di komunitas teknologi membahas tentang proyek-proyek rahasia mereka, namun semuanya penuh dengan spekulasi dan teori konspirasi. Hal ini semakin membuat Arya penasaran.

Sore itu, ketika Arya hampir memutuskan untuk menolak tawaran tersebut, sebuah pesan masuk ke dalam inbox emailnya. Kali ini bukan dari AltTech, melainkan dari seseorang dengan nama samaran "Eclipse."

"Jangan terlalu percaya pada apa yang kamu lihat di permukaan. AltTech lebih dari sekadar perusahaan teknologi. Jika kamu menerima tawaran mereka, ketahuilah bahwa kamu akan memasuki dunia yang penuh dengan bahaya. Tapi jika kamu tetap ingin melanjutkan, aku akan membantumu. Pilihan ada di tanganmu."

Arya tercengang. Siapa ini? Bagaimana dia bisa tahu tentang tawaran dari AltTech? Arya merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Adrenalin mulai mengalir dalam tubuhnya. Pesan itu bisa saja berasal dari seorang prankster, atau mungkin seorang mantan karyawan yang kecewa. Namun, ada sesuatu dalam kata-kata itu yang membuat Arya berpikir ulang. Dunia yang penuh dengan bahaya? Apa maksudnya?

Selama beberapa jam berikutnya, Arya duduk terdiam, merenungkan semua pilihan yang ada. Bagian rasional dari dirinya berkata untuk menolak tawaran ini dan kembali ke kehidupannya yang biasa—bekerja dari rumah, mengerjakan proyek-proyek freelance, dan sesekali menulis di blog pribadinya tentang perkembangan terbaru dalam dunia teknologi.

Namun, bagian lain dari dirinya, bagian yang selalu haus akan tantangan, berkata lain. Ini adalah kesempatan yang jarang datang, sebuah peluang untuk mengerjakan sesuatu yang bisa mengubah dunia. Atau mungkin, sesuatu yang akan membawa kehancuran?

Akhirnya, Arya menarik napas dalam-dalam dan mengetik balasan kepada "Eclipse."

"Aku tertarik. Apa yang perlu aku ketahui?"

Tak butuh waktu lama, sebuah balasan masuk.

"Temui aku besok di kafe 24 Jam di Sudirman, pukul 23.00. Jangan bawa siapa pun. Jangan katakan pada siapa pun. Ini untuk keselamatanmu."

Arya merasa sedikit gelisah. Temu janji di tengah malam dengan seseorang yang dia bahkan tak kenal? Tapi di saat yang sama, rasa ingin tahunya telah mengambil alih.

Malam itu, Arya hampir tidak bisa tidur. Pikirannya terus berputar, membayangkan berbagai kemungkinan tentang siapa "Eclipse" dan apa yang akan dia temui besok malam. Dia tahu bahwa hidupnya akan berubah setelah pertemuan itu, entah bagaimana.

Keesokan harinya, waktu berjalan lambat, seakan memberi Arya lebih banyak waktu untuk berpikir ulang. Namun, setiap kali keraguan muncul, rasa ingin tahu dan keberanian yang biasanya tersembunyi di dalam dirinya terus mendorongnya untuk maju.

Ketika malam tiba, Arya mengenakan jaket kulit favoritnya dan memasukkan laptop ke dalam ransel. Ia keluar dari apartemen, merasa bahwa malam ini akan menjadi malam yang tidak biasa.

Sesampainya di kafe yang dimaksud, Arya duduk di sudut ruangan, menunggu. Kafe itu hampir kosong, hanya ada beberapa orang yang tampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Sesaat sebelum pukul 23.00, seorang wanita dengan rambut hitam sebahu dan jaket tebal memasuki kafe. Dia melihat sekeliling, lalu berjalan menuju Arya.

"Arya?" tanyanya pelan.

Arya mengangguk, sedikit kaget bahwa Eclipse ternyata seorang wanita. Wanita itu duduk di hadapannya, menatapnya dengan mata yang tajam namun penuh rahasia.

"Aku Eclipse," katanya. "Dan jika kamu memilih untuk melanjutkan, kamu akan mengetahui rahasia yang tak pernah kamu bayangkan. Tapi ingat, setelah ini, tidak ada jalan untuk kembali."

Arya menelan ludah. Ini dia, pikirnya. Saat yang akan menentukan jalan hidupnya selanjutnya. Dengan keyakinan yang sedikit terguncang, namun juga penuh semangat, dia mengangguk.

"Aku siap," jawab Arya.

Wanita itu tersenyum tipis, lalu mengeluarkan sebuah flash drive dari saku jaketnya dan meletakkannya di atas meja.

"Ini adalah kunci dari semuanya. Simpan dengan baik, karena ini akan membawa kita pada jawaban yang selama ini kita cari."

Arya mengambil flash drive itu dengan tangan sedikit gemetar. Dunia yang baru saja terbuka di hadapannya kini terasa sangat nyata, penuh misteri yang harus dipecahkan, dan bahaya yang siap mengintai.

Dan dengan begitu, tanpa sadar, Arya telah melangkah melewati pintu yang akan mengubah hidupnya untuk selamanya.


Penulis blog

TUKANG KETIK
TUKANG KETIK
Programming is 10% writing code, and 90% understanding why it's not working. Coding is trial & error.

Tidak ada komentar

Tolong Ketikannya di jaga dan gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih
Atau Boleh request juga artikel apa yang ingin saya bahas ditulisan saya (tapi ini kalau saya bisa dan waktunya ada) maklum saya juga kerja.