Beranda
Cerita Pendek
Novel Kode Kehidupan
Kode Kehidupan: Bab 5 - Pelarian yang Membara

Malam itu, angin malam yang dingin seolah menusuk kulit Arya dan Eclipse saat mereka berlari menjauh dari gudang tua. Suara derap langkah dan suara tembakan yang menggema di belakang mereka menciptakan suasana mencekam, menguatkan kesadaran Arya bahwa dirinya kini terjebak dalam situasi berbahaya. Di benaknya, ribuan pertanyaan berkecamuk, namun tidak ada waktu untuk merenung. Yang penting sekarang adalah bertahan hidup.

“Ke mana kita harus pergi?” tanya Arya, mencoba menormalkan napasnya yang terengah-engah.

“Kita harus menemukan tempat yang aman, jauh dari jangkauan mereka,” jawab Eclipse tanpa menghentikan langkahnya. “Mereka tidak akan berhenti sampai kita tertangkap.”

Arya mengangguk, mengikuti setiap gerakan Eclipse. Mereka terus berlari melalui lorong-lorong gelap dan gang-gang sempit di pinggiran kota. Gedung-gedung tua yang sudah lapuk dan reruntuhan yang berserakan menjadi saksi bisu pelarian mereka. Setiap langkah terasa berat, namun adrenalin yang mengalir di tubuhnya membuat Arya tetap fokus.

Beberapa menit kemudian, mereka menemukan sebuah gedung tua yang tampak tak berpenghuni. Tanpa berpikir panjang, Eclipse membuka pintu yang sedikit terbuka dan mempersilakan Arya masuk. Di dalam, ruangan itu gelap dan dingin, namun cukup untuk memberi mereka perlindungan sementara.

Mereka berdua duduk di lantai yang berdebu, mencoba menenangkan diri dan menyusun rencana selanjutnya. Eclipse menarik napas dalam-dalam, sementara Arya merasakan detak jantungnya mulai melambat.

“Apa yang terjadi tadi?” Arya akhirnya bertanya, memecah keheningan. “Siapa mereka, dan kenapa mereka mengejar kita?”

Eclipse menatapnya, matanya penuh dengan kecemasan dan kelelahan. “Mereka adalah pasukan bayaran yang disewa oleh AltTech. Mereka sudah tahu aku mencoba menghentikan Nexus, dan sekarang mereka menganggap kita sebagai ancaman. Mereka tidak akan berhenti sampai kita dihentikan, secara permanen.”

Arya merasakan tengkuknya meremang. Ini lebih buruk dari yang dia bayangkan. Nexus bukan hanya sebuah proyek teknologi ambisius, tapi juga sebuah pertaruhan hidup dan mati.

“Kita harus mencari tempat yang lebih aman,” lanjut Eclipse, berusaha memfokuskan pikiran. “Dan kita harus menghentikan Nexus sebelum semuanya terlambat.”

Arya menatap Eclipse dengan serius. “Bagaimana kita bisa menghentikannya? Apakah ada cara untuk menonaktifkan Nexus?”

Eclipse terdiam sejenak, lalu mengeluarkan sebuah perangkat kecil dari sakunya. “Ini adalah backdoor yang kutanam dalam kode Nexus saat masih dalam tahap pengembangan. Seharusnya ini bisa digunakan untuk menonaktifkan sistemnya secara permanen, tapi kita perlu mengakses inti server Nexus untuk menggunakannya.”

Arya memandangi perangkat itu dengan cermat. “Dan di mana inti server itu?”

“Di markas utama AltTech, di bawah tanah,” jawab Eclipse dengan nada serius. “Itu adalah tempat paling aman dan paling dijaga ketat. Kita harus masuk ke sana jika ingin menghentikan Nexus.”

Arya merasakan sebuah dorongan kuat dalam dirinya. Dia tahu bahwa ini adalah misi yang hampir mustahil, namun juga menyadari bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Jika Nexus terus berkembang tanpa kendali, dunia bisa berada dalam bahaya yang tak terbayangkan.

“Kita harus melakukan ini,” Arya berkata dengan tegas. “Apa pun risikonya.”

Eclipse tersenyum tipis, seakan terkesan dengan tekad Arya. “Baiklah. Tapi kita tidak bisa melakukannya sendiri. Kita butuh bantuan.”

“Apa kamu tahu seseorang yang bisa membantu kita?” tanya Arya, merasa sedikit lebih optimis.

“Ada seseorang,” jawab Eclipse, matanya menyipit saat berpikir. “Dia mantan rekan kerjaku, seorang hacker handal yang bisa membantu kita masuk ke sistem AltTech. Namanya Reza. Tapi dia sudah lama menghilang dari radar, kita harus menemukannya dulu.”

Arya mengangguk. “Bagaimana kita bisa menemukannya?”

“Dia sering bersembunyi di deep web, menggunakan nama samaran ‘Specter.’ Aku punya beberapa kontak yang bisa membantu kita menemukan dia,” kata Eclipse. “Kita harus bergerak cepat. Waktu kita semakin sedikit.”

Malam itu, Arya dan Eclipse merancang rencana untuk menemukan Reza, hacker yang mereka butuhkan untuk misi berbahaya ini. Sementara di sisi lain, Nexus terus berkembang, dan pasukan AltTech semakin mendekat.


Keesokan harinya, mereka mulai bergerak. Eclipse menggunakan jaringan anonim untuk menghubungi kontak-kontaknya di dunia maya, mencari jejak Reza. Mereka berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, menghindari mata-mata AltTech yang terus mencari mereka.

Setelah beberapa hari yang penuh ketegangan, akhirnya mereka berhasil mendapatkan petunjuk. Reza, atau Specter, diketahui bersembunyi di sebuah lokasi rahasia di daerah pegunungan terpencil, jauh dari hiruk-pikuk kota. Tempat yang ideal untuk seseorang yang ingin menghilang dari dunia.

Arya dan Eclipse memutuskan untuk pergi ke sana. Perjalanan yang panjang dan melelahkan menanti mereka, namun mereka tahu bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menghentikan Nexus.

Di perjalanan, Arya merenungkan semua yang telah terjadi. Dari seorang programmer biasa yang terjebak dalam rutinitas harian, kini ia menjadi bagian dari misi yang bisa menentukan nasib dunia. Semua ini terasa begitu surreal, namun di saat yang sama, Arya merasakan sebuah tujuan yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Setelah perjalanan yang panjang, mereka akhirnya tiba di lokasi yang dimaksud. Sebuah kabin kecil yang tersembunyi di antara pepohonan tinggi. Tempat itu tampak tenang dan damai, kontras dengan bahaya yang mereka hadapi.

Mereka mengetuk pintu kabin, dan setelah beberapa saat, pintu itu terbuka perlahan. Seorang pria dengan penampilan yang tak terawat berdiri di ambang pintu. Matanya yang tajam menunjukkan kecerdasan yang dalam, meskipun wajahnya tampak lelah.

“Kalian pasti Eclipse dan Arya,” kata pria itu dengan suara rendah namun tegas. “Aku sudah mendengar tentang kalian. Masuklah.”

Arya dan Eclipse masuk ke dalam kabin, merasa bahwa mereka kini berada di titik di mana semua akan berubah. Dengan bantuan Reza, mereka memiliki kesempatan untuk menghentikan Nexus sebelum terlambat. Namun, mereka juga tahu bahwa waktu semakin menipis, dan musuh semakin dekat.

Misi mereka baru saja dimulai.


Penulis blog

TUKANG KETIK
TUKANG KETIK
Programming is 10% writing code, and 90% understanding why it's not working. Coding is trial & error.

Tidak ada komentar

Tolong Ketikannya di jaga dan gunakan bahasa yang sopan. Terima kasih
Atau Boleh request juga artikel apa yang ingin saya bahas ditulisan saya (tapi ini kalau saya bisa dan waktunya ada) maklum saya juga kerja.